BISA
APA PEMUDA DALAM AEC 2015?
Sebelum kita berbicara
peran pemuda untuk menghadapi ASEAN Community 2015 kita harus tahu dulu apa itu
ASEAN Community 2015? ASEAN Community 2015 dalam bahasa Indonesia bisa disebut dengan
istilah Komunitas ASEAN 2015. Kita sudah biasa mendengar istilah ASEAN yaitu
organisasi bangsa-bangsa Asia Tenggara yang beranggotakan 10 negara yaitu :
Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura,
Thailand, dan Vietnam. Sedangkan untuk Timor Leste masih dalam proses menjadi
anggota. Lalu apa kaitannya ASEAN dengan istilah ASEAN Community 2015? Para
pemimpin negara-negara ASEAN telah sepakat dibentuknya kerjasama organisasi
yang lebih solid dan maju. Nah pada tahun 2015 nanti ASEAN yang sekarang ini
akan berintegrasi memasuki era baru yaitu era ASEAN Community 2015 yang lebih
solid dan maju yang bercita-cita mensejahterakan rakyat dan menjaga stabilitas
keamanan di kawasan Asia Tenggara.
Dengan diberlakukannya
AEC tiap - tiap negara akan terintegrasi dalam bidang produksi untuk
meningkatkan efisiensi. Kerjasama pelaku produksi antar negara akan semakin
berkembang untuk menciptakan efisiensi dengan nilai tinggi. AEC akan
meningkatkan nilai kompetitif negara-negara ASEAN untuk menyediakan produk yang
memiliki kualitas tinggi. Produk berkualitas tinggi akan menghimpit yang
berkualitas rendah dan lama kelamaan akan ditinggalkan konsumen.
Setelah kita tahu apa itu
AEC sekarang apa yang bisa dilakukan pemuda untuk menghadapi AEC 2015? Hal yang
paling mendasar untuk berperan dalam AEC 2015 ialah menghilangkan perilaku
individualis, pragmatis, hedonis dan konsumtif pada diri pemuda karena perilaku
tersebut menyebabkan menurunnya citra
daya saing pemuda sebagai tonggak inovasi dan kedigdayaan suatu bangsa.
Perilaku tersebut harus dihindari karena sesungguhnya perilaku tersebut tidak
mencerminkan dan menghilangkan esensi atau makna bahwa pemuda agent of change.
Selanjutnya ialah
meningkatkan kreativitas pemuda di seluruh level pendidikan yang kita tahu
pendidikan Indonesia seperti memaksa anak dan remaja untuk terus belajar sesuai
dengan buku dan guru/dosen para remaja tidak diberikan ruang untuk
berkreativitas di dalam pendidikan Indonesia. Hal ini cukup mengkhawatirkan
bagi sebagian kalangan intelektual muda yang notabebe sering mendengungkan
gerakan inovasi dan kreasi. Padahal pemuda Indonesia mempunyai banyak peluang
dan harapan untuk menjadi tonggak terdepan untuk kesejahteraan Indonesia. Kita
bisa menengok data BPS, tahun 2013 jumlah pemuda mencapai 62,6 juta orang atau
rata-rata 25 persen dari proporsi jumlah penduduk secara keseluruhan.
Yang ketiga ialah
langkah strategis atau memfokuskan diri pada aspek-aspek fundamental dan kronis
hal tersebut dapat dilakukan supaya dapat berkontribusi dominan terhadap daya
saing Indonesia dalam menghadapi semua hubungan ekonomi internasional. Sebuah
negara berpotensi menjadi negara gagal akibat salah dalam pengambilan
kebijakan, yakni ketika gagal dalam membangun institusi ekonominya. Untuk
itulah pemuda harus memiliki langkah strategis atau paling tidak ikut serta
dalam partisipasi politik karena semua kebijakan tentang ekonomi yang dibuat
oleh pemerintah dihasilkan dari proses berpolitik para pemuda harus dapat
mengaspirasikan dan mengawa setiap langkah pemerintah untuk membuat kebijakan
agar masa depan Indonesia tidak hancur karena pemimpin masa lalu salah
mengambil keputusan.
Selanjutnya yang keempat
ialah menanamkan dan mengembangkan jiwa kewiraswastaan (entrepreneur skill).
Melalui penanaman entrepreneur skill sejak dini, diharapkan pemuda Indonesia
mampu mendongkrak perekonomian Indonesia di masa depan terutama dalam memasuki
AEC 2015. Perlunya pemuda memberdayakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
dan koperasi tersebut merupakan upaya untuk merangsang pemuda berkonstribusi
dalam pemberdayaan UMKM dan koperasi, salah satunya adalah diberikan kebebasan
dalam berkreasi dan berinovasi, pemberian kredit selektif di mana kredit ini
diberikan hanya kepada peminjam yang ingin berwiraswasta, pemberian penghargaan
kepada wiraswastawan muda, dan pemberian pelatihan kewiraswastaan sejak dini.
Bukan hanya menguntungkan bagi dirinya sendiri pemuda yang membuka usaha juga
membantu negara membuka lapangan pekerjaan untuk pemuda lain dan dapat mengurangi
angka pengangguran yang menjadi masalah vital juga di Indonesia.
Terakhir dan yang tidak
kalah penting ialah mencintai, bangga, dan mengembangkan produk asli Indonesia
karena hal tersebut terlihat sepele tetapi pada faktanya masih banyak pemuda yang
tidak bangga akan produk dalam negeri dan lebih memilih untuk memakai produk
luar. Hal ini dikarenakan stigma produk Indonesia yang jelek dan tidak
berkualitas serta produk luar dijadikan sebagai penanda status strata social di
kalangan pemuda. Hal hal seperti inilah yang harus secepatnya kita ubah yang
bias pemuda lakukan ialah terus mengembangkan prosuk Indonesia menjadi lebih
berkualitas dan dapat bersaing dengan produk luar serta menghilangkan system
penanda status strata social dengan menggunakan produk luar padahal kita
sebagai pemuda ialah tonggak masa depan negara, jika kita yang dikatakan
tonggak saja tidak mencintai produk dalam negeri mungkin kemajuan Indonesia
hanyalah impian kosong belaka. Untuk itu iktalah para pemuda yang harus
bergerak untuk mewujudkan slogan Aku Cinta Indonesia agar tidak menjadi slogan
kosong belaka namun menjadi dasar dari sifat kita yang bangga akan produk
Indonesia hal tersebut juga merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan
mendorong masyarakat dalam menghargai, mencintai dan menggunakan produk dan
jasa-jasa dalam negeri.