A. KEINDAHAN
Keindahan berasal dari kata
dasar Indah. Menurut KBBI definisi Indah adalah Cantik /Elok /Indah Dipandang. Berarti
berdasar kan penjelasan dari KBBI, Keindahan itu lebih banyak mengarah ke pada
sesuatu yang mengenakkan Visual / Pengelihatan Kita. Keindahan mencakup dua jenis yang dibedakan.
Yaitu sebagai Kwalita Abstrak dan Sebuah Benda Tertentu yang indah. Menurut
seorang Filsafat Yunani Terkenal, Plato. Bahwa Keindahan adalah suatu Watak
ataupun Hukum Yang Indah. Sedangkan muridnya Arisoteles berpendapat bahwa
Keindahan adalah suatu Ilmu yang Indah atau Kebajikan yang Indah. Bangsa Yunani
pun mengenal estetika menjadi 2 jenis, Yaitu Symmetria (Keindahan Penglihatan)
dan Harmonia (pendengaran)
Kali ini saya akan mencoba
memaparkan keindahan Candi Borobudur. Candi Borobodur adalah monumen Budha
terbesar di dunia. Dibangun pada masa Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra
pada tahun 824. Candi Borobudur dibangun 300 tahun sebelum Angkor Wat di
Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa.
Candi Borobudur memiliki luas
123x123 m² dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang dan 1 stupa induk.
Bentuk candi ini beraksitektur Gupta yang mencerminkan pengaruh India. Setelah
berkunjung ke sini Anda akan memahami mengapa Borobudur memiliki daya tarik
bagi pengunjung dan merupakan ikon warisan budaya Indonesia.
..candi ini seakan puzzle raksasa yang tersusun
dari 2 juta balok batu vulkanik, dipahat sedemikian rupa sehingga saling mengunci
satu dengan yang lain.. Sungguh indah bukan?
Lembaga internasional dari PBB
yaitu UNESCO mengakui sekaligus memuji Candi Borobudur sebagai salah satu
monumen Budha terbesar di dunia. Di Candi ini ada 2672 panel relief yang
apabila disusun berjajar maka panjangnya mencapai 6 km. Ansambel reliefnya
merupakan yang paling lengkap di dunia dan tak tertandingi nilai seninya serta
setiap adegannya adalah mahakarya yang utuh.
Sejak pertengahan abad ke-9
hingga awal abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat peziarah umat Budha dari
China, India, Tibet, dan Kamboja. Candi Borobudur menjadi salah satu jejak
sejarah paling penting dalam perkembangan peradaban manusia. Kemegahan dan
keagungan arsitektur Candi Borobudur merupakan harta karun dunia yang
mengagumkan dan tak ternilai harganya.
Borobudur terdiri dari 1460
panel relief dan 504 stupa. Namun, panel yang selama ini terlihat ternyata
belum lengkap karena ada 160 panel yang sengaja ditimbun karena reliefnya
dianggap vulgar dan cabul. Panel-panel itu terletak di bagian paling bawah,
berisi adegan Sutra Karmawibhangga (hukum sebab-akibat). Ada pula yang
menyatakan bahwa penimbunan bagian bawah tersebut untuk menguatkan bagian
pondasi yang sejak awal ditemukan sudah sangat rusak.
Candi Borobudur |
.
B. NILAI ESTETIK
Nilai Estetik adalah nilai nilai
yang terkait oleh keindahan itu sendiri. Saya sendiri merasa bangga akan adanya
Candi Borobudur di Indonesia terdapat banyak sekali hal hal yang mengagumkan
didalamnya. Berikut saya akan menjelaskan 9 fakta mengagumkan tentang Candi
Borobudur.
1.Candi Borobudur dibangun antara abad ke-8 dan ke-9, 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa.
2.Candi Borobudur memiliki luas 123x123 m2 dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang dan 1 stupa induk. UNESCO mengakuinya sebagai salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.
3.Candi Borobudur memiliki 2672 panel relief yang bila disusun berjajar akan mencapai panjang 6 kilometer! UNESCO memujinya sebagai ansambel relief Buddha terbesar dan paling lengkap di dunia, tak tertandingi dalam nilai seni, setiap adegannya adalah mahakarya yang utuh.
4.Candi Borobudur dibangun dari 60.000 meter kubik batuan vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 km sebelah timur candi.
5.Candi Borobudur memiliki 100 talang air berbentuk makara (patung ikan berkepala gajah) sebagai saluran air sekaligus untuk menambah keindahan candi. Dahulu, air hujan yang mengalir melalui makara akan terlihat seperti air mancur.
6.Candi Borobudur adalah puzzle raksasa yang tersusun dari 2 juta balok batu vulkanik yang dipahat sedemikian sehingga saling mengunci (interlock).
7.Berhubung saat itu sistem metrik belum dikenal maka satuan panjang yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur adalah tala yang dihitung dengan cara merentangkan ibu jari dan jari tengah atau mengukur panjang rambut dari dahi hingga dasar dagu.
8.Candi Borobudur dibangun selama 75 tahun di bawah pimpinan arsitek Gunadarma, tentu saja tanpa bantuan komputer :)
9.Sejak pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat peziarahan umat Buddha dari China, India, Tibet, dan Kamboja.
Tambahan untuk anda yang ingin berkunjung ke Candi
Borubodur dan menikmati nilai keindahan yang paling dalam dari Candi Borobudur
datanglah pada saat Festival Waisak diselenggarakan sekali setahun bulan Mei saat
purnama. Dalam festival tersebut banyak
peziarah dan pengunjung datang untuk merayakan kelahiran, kematian, dan
pencerahan Budha.
Malam Pelaksanaan Festival Waisak |
C. KONTEMPLASI DAN EKSTANSI.
Ekstansi adalah dasar dari dalam
diri manusia untuk menciptakan sebuah karya yang indah. Sedangkan Kontemplasi
adalah dasar dari dalam diri manusia untuk menyatakan atau merasakan sesuatu
yang indah.
Bagaimana cara kita menyatakan atau merasakan keindahan
dari Borobudur?
Jelajahilah keseluruhan relief
di Borobudur yang mencerminkan ajaran Budha Mahayana dimana semakin ke atas
semakin menyimbolkan tingkat kesempurnaan. Bagian paling bawah atau Kamadhatu
menggambarkan perilaku penuh angkara murka dan hawa nafsu yang menyebabkan
seseorang masuk neraka jahanam. Bagian tengah meliputi empat tingkat dinamakan
Rapadhatu, tempat manusia dibebaskan dari nafsu dan hal-hal duniawi. Sementara
bagian teratas termasuk tiga teras melingkar yang mengarah ke pusat kubah
disebut Arupadhatu atau tempat para dewa bersemayam (nirwana).
Sebenarnya ada relief Karmawibhangga yang tertimbun
di tanah dan menggambarkan perbuatan mansia yang mengikuti hawa nafsunya,
seperti bergosip, membunuh, menyiksa, dan memerkosa. Bahkan ada juga adegan-adegan
seks dalam berbagai posisi. Sejumlah pendapat menyebutkan bahwa relief tersebut
ditimbun karena dianggap kurang pantas dipertontonkan tetapi ada pula yang
berpendapat penutupan ini semata-mata demi kestabilan posisi candi agar tidak
amblas.
Tahun 1885, arkeolog JW Yzerman sempat
mendokumentasikan dan merekam relief ini kemudian dibukukan tahun 1931. Buku
aslinya kini ada di Museum Nasional, Jakarta. Sedangkan klise aslinya disimpan
di Museum Tropen, Amsterdam mengingat statusnya milik Pemerintah Belanda
sementara Pemerintah Indonesia memiliki replika seluruh foto tersebut.
Sekitar tahun 1890-1891, bagian
yang tertutup itu dibuka seluruhnya oleh fotografer Kasiyan Chepas untuk
dipotret satu per satu. Batu bervolume 13000 meter kubik ini diangkat, lalu
dikembalikan lagi ke posisi semula.
Hingga hari ini, bagian itu ditimbun tanah sehingga tidak bisa dilihat.
Ada tiga panel di bagian tenggara candi yang terbuka diduga karena proses
penutupan kembali yang tak sempurna.
Bila Anda telah mencapai puncak
candi maka beristirahatlah dan nikmati pemandangan indahnya. Di bagian atas
Borobudur Anda akan menemukan ruang kosong yang merupakan simbol kesempurnaan. Selama Anda di bagian
puncaknya, nikmatilah pemandangan gunung yang hijau dan lebat di sekitarnya,
dan rasakanlah hembusan angin yang lembut. Anda bebas untuk mengambil sebanyak
mungkin objek foto indah yang Anda inginkan.
Kepercayaan masyarakat lokal
menyebutkan bahwa jika Anda telah berada di puncak candi dan memiliki satu
keinginan sungguh-sungguh, lalu tangan Anda menjangkau dan menyentuh sosok Sang
Buddha di dalamnya, maka permintaan Anda akan terwujud dan yang tidak kalah
menarik adalah anda dapat mengejar keindahan matahari terbit di Candi
Borobudur.
D. APA SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN SEBUAH KEINDAHAN?
Candi Borobudur dibangun selama
75 tahun di bawah pimpinan arsitek Gunadarma dengan 60.000 meter kubik batuan
vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 km sebelah timur
candi. Saat itu sistem metrik belum dikenal dan satuan panjang yang digunakan
untuk membangun Candi Borobudur adalah tala yang dihitung dengan cara
merentangkan ibu jari dan jari tengah atau mengukur panjang rambut dari dahi
hingga dasar dagu.
Berdasarkan prasasti
Karangtengah dan Kahulunan, sejarawan J.G. de Casparis memperkirakan pendiri
Borobudur adalah raja Mataram kuno dari dinasti Syailendra bernama
Samaratungga, dan membangunan candi ini sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa
itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani.
Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad.
Pada awalnya, candi ini
diperkirakan sebagai tempat pemujaan. J.G. de Casparis memperkirakan bahwa
Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa Sansekerta yang berarti "Bukit
himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli
Borobudur. Sebagian sejarawan juga ada yang menyatakan bahwa nama Borobudur ini
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "Vihara Buddha Uhr” yang artinya “Biara Buddha di Bukit”.
Candi ini berada di Jawa Tengah,
di puncak bukit menghadap ke sawah yang subur di antara bukit-bukit yang
renggang. Cakupan wilayahnya sangat besar, yakni berukuran 123 x 123 meter.
Candi Borobudur ternyata dibangun di atas sebuah danau purba. Dulu, kawasan
tersebut merupakan muara dari berbagai aliran sungai. Karena tertimbun endapan
lahar kemudian menjadi dataran. Pada akhir abad ke VIII, Raja Samaratungga dari
Wangsa Syailendra lantas membangun Candi Borobudur yang dipimpin arsitek
bernama Gunadharma hinggga selesainya tahun 746 Saka atau 824 Masehi.
Penutup dan Kesimpulan
Arsitektur Borobudur
memperlihatkan keindahan dan keunikan suatu situs budaya bangsa Indonesia. Ia
merupakan kekayaan budaya dan religi kita. Falsafah yang terkandung di dalamnya
dapat menjadi bahan refleksi atau penghayatan tidak hanya bagi kaum Budhis
tetapi juga setiap insan manusia yang mau memahami diri dan hidupnya di dunia.
Di lain sisi, situs budaya ini dapat menjadi simbol pemersatu bangsa di
tengah-tengah polarisasi hidup yang makin individual dan tantangan global yang
menggerus nilai-nilai identitas masyarakat. Maka terlepas dari penilaian pihak
luar, sebagai bangsa kita semestinya senantiasa memiliki rasa kecintaan dan
kebanggaan atas segala kekayaan religi dan budaya kita (seperti Borobudur),
sehingga mau belajar mengenal, memahami, melestarikan, menghayati, dan
menghidupinya agar tidak terjadi kemiskinan pengetahuan dan sikap hidup sebagai
bangsa yang berbudaya, beradab, dan religius.
Sumber Referensi:
http://www.borobudurpark.com/
http://www.indonesia.travel/id/destination/233/borobudur
http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/candi/borobudur/\
Buku Ilmu Budaya Dasar oleh. Widyo Nugroho Achmad Muchi (Universitas Gunadarma)
Buku Ilmu Budaya Dasar oleh. Widyo Nugroho Achmad Muchi (Universitas Gunadarma)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar