Jumat, 25 April 2014

Borobudur, Mahakarya Arsitektur Abad ke-9

A. KEINDAHAN

Keindahan berasal dari kata dasar Indah. Menurut KBBI definisi Indah adalah Cantik /Elok /Indah Dipandang. Berarti berdasar kan penjelasan dari KBBI, Keindahan itu lebih banyak mengarah ke pada sesuatu yang mengenakkan Visual / Pengelihatan Kita.  Keindahan mencakup dua jenis yang dibedakan. Yaitu sebagai Kwalita Abstrak dan Sebuah Benda Tertentu yang indah. Menurut seorang Filsafat Yunani Terkenal, Plato. Bahwa Keindahan adalah suatu Watak ataupun Hukum Yang Indah. Sedangkan muridnya Arisoteles berpendapat bahwa Keindahan adalah suatu Ilmu yang Indah atau Kebajikan yang Indah. Bangsa Yunani pun mengenal estetika menjadi 2 jenis, Yaitu Symmetria (Keindahan Penglihatan) dan Harmonia (pendengaran)

Kali ini saya akan mencoba memaparkan keindahan Candi Borobudur. Candi Borobodur adalah monumen Budha terbesar di dunia. Dibangun pada masa Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra pada tahun 824. Candi Borobudur dibangun 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa.
Candi Borobudur memiliki luas 123x123 m² dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang dan 1 stupa induk. Bentuk candi ini beraksitektur Gupta yang mencerminkan pengaruh India. Setelah berkunjung ke sini Anda akan memahami mengapa Borobudur memiliki daya tarik bagi pengunjung dan merupakan ikon warisan budaya Indonesia.
..candi ini seakan puzzle raksasa yang tersusun dari 2 juta balok batu vulkanik, dipahat sedemikian rupa sehingga saling mengunci satu dengan yang lain.. Sungguh indah bukan?

Lembaga internasional dari PBB yaitu UNESCO mengakui sekaligus memuji Candi Borobudur sebagai salah satu monumen Budha terbesar di dunia. Di Candi ini ada 2672 panel relief yang apabila disusun berjajar maka panjangnya mencapai 6 km. Ansambel reliefnya merupakan yang paling lengkap di dunia dan tak tertandingi nilai seninya serta setiap adegannya adalah mahakarya yang utuh.
Sejak pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat peziarah umat Budha dari China, India, Tibet, dan Kamboja. Candi Borobudur menjadi salah satu jejak sejarah paling penting dalam perkembangan peradaban manusia. Kemegahan dan keagungan arsitektur Candi Borobudur merupakan harta karun dunia yang mengagumkan dan tak ternilai harganya.
Borobudur terdiri dari 1460 panel relief dan 504 stupa. Namun, panel yang selama ini terlihat ternyata belum lengkap karena ada 160 panel yang sengaja ditimbun karena reliefnya dianggap vulgar dan cabul. Panel-panel itu terletak di bagian paling bawah, berisi adegan Sutra Karmawibhangga (hukum sebab-akibat). Ada pula yang menyatakan bahwa penimbunan bagian bawah tersebut untuk menguatkan bagian pondasi yang sejak awal ditemukan sudah sangat rusak.

Candi Borobudur

.
B. NILAI ESTETIK

Nilai Estetik adalah nilai nilai yang terkait oleh keindahan itu sendiri. Saya sendiri merasa bangga akan adanya Candi Borobudur di Indonesia terdapat banyak sekali hal hal yang mengagumkan didalamnya. Berikut saya akan menjelaskan 9 fakta mengagumkan tentang Candi Borobudur. 
1.Candi Borobudur dibangun antara abad ke-8 dan ke-9, 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa.

2.Candi Borobudur memiliki luas 123x123 m2 dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang dan 1 stupa induk. UNESCO mengakuinya sebagai salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.

3.Candi Borobudur memiliki 2672 panel relief yang bila disusun berjajar akan mencapai panjang 6 kilometer! UNESCO memujinya sebagai ansambel relief Buddha terbesar dan paling lengkap di dunia, tak tertandingi dalam nilai seni, setiap adegannya adalah mahakarya yang utuh.

4.Candi Borobudur dibangun dari 60.000 meter kubik batuan vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 km sebelah timur candi.

5.Candi Borobudur memiliki 100 talang air berbentuk makara (patung ikan berkepala gajah) sebagai saluran air sekaligus untuk menambah keindahan candi. Dahulu, air hujan yang mengalir melalui makara akan terlihat seperti air mancur.

6.Candi Borobudur adalah puzzle raksasa yang tersusun dari 2 juta balok batu vulkanik yang dipahat sedemikian sehingga saling mengunci (interlock).

7.Berhubung saat itu sistem metrik belum dikenal maka satuan panjang yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur adalah tala yang dihitung dengan cara merentangkan ibu jari dan jari tengah atau mengukur panjang rambut dari dahi hingga dasar dagu.

8.Candi Borobudur dibangun selama 75 tahun di bawah pimpinan arsitek Gunadarma, tentu saja tanpa bantuan komputer :)

9.Sejak pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat peziarahan umat Buddha dari China, India, Tibet, dan Kamboja.

Tambahan untuk anda yang ingin berkunjung ke Candi Borubodur dan menikmati nilai keindahan yang paling dalam dari Candi Borobudur datanglah pada saat Festival Waisak diselenggarakan sekali setahun bulan Mei saat purnama. Dalam  festival tersebut banyak peziarah dan pengunjung datang untuk merayakan kelahiran, kematian, dan pencerahan Budha.

Malam Pelaksanaan Festival Waisak


C. KONTEMPLASI DAN EKSTANSI.

Ekstansi adalah dasar dari dalam diri manusia untuk menciptakan sebuah karya yang indah. Sedangkan Kontemplasi adalah dasar dari dalam diri manusia untuk menyatakan atau merasakan sesuatu yang indah.
Bagaimana cara kita menyatakan atau merasakan keindahan dari Borobudur?
Jelajahilah keseluruhan relief di Borobudur yang mencerminkan ajaran Budha Mahayana dimana semakin ke atas semakin menyimbolkan tingkat kesempurnaan. Bagian paling bawah atau Kamadhatu menggambarkan perilaku penuh angkara murka dan hawa nafsu yang menyebabkan seseorang masuk neraka jahanam. Bagian tengah meliputi empat tingkat dinamakan Rapadhatu, tempat manusia dibebaskan dari nafsu dan hal-hal duniawi. Sementara bagian teratas termasuk tiga teras melingkar yang mengarah ke pusat kubah disebut Arupadhatu atau tempat para dewa bersemayam (nirwana).
Sebenarnya ada relief Karmawibhangga yang tertimbun di tanah dan menggambarkan perbuatan mansia yang mengikuti hawa nafsunya, seperti bergosip, membunuh, menyiksa, dan memerkosa. Bahkan ada juga adegan-adegan seks dalam berbagai posisi. Sejumlah pendapat menyebutkan bahwa relief tersebut ditimbun karena dianggap kurang pantas dipertontonkan tetapi ada pula yang berpendapat penutupan ini semata-mata demi kestabilan posisi candi agar tidak amblas.
Tahun 1885, arkeolog JW Yzerman sempat mendokumentasikan dan merekam relief ini kemudian dibukukan tahun 1931. Buku aslinya kini ada di Museum Nasional, Jakarta. Sedangkan klise aslinya disimpan di Museum Tropen, Amsterdam mengingat statusnya milik Pemerintah Belanda sementara Pemerintah Indonesia memiliki replika seluruh foto tersebut.
Sekitar tahun 1890-1891, bagian yang tertutup itu dibuka seluruhnya oleh fotografer Kasiyan Chepas untuk dipotret satu per satu. Batu bervolume 13000 meter kubik ini diangkat, lalu dikembalikan lagi ke posisi semula.  Hingga hari ini, bagian itu ditimbun tanah sehingga tidak bisa dilihat. Ada tiga panel di bagian tenggara candi yang terbuka diduga karena proses penutupan kembali yang tak sempurna.
Bila Anda telah mencapai puncak candi maka beristirahatlah dan nikmati pemandangan indahnya. Di bagian atas Borobudur Anda akan menemukan ruang kosong yang merupakan simbol  kesempurnaan. Selama Anda di bagian puncaknya, nikmatilah pemandangan gunung yang hijau dan lebat di sekitarnya, dan rasakanlah hembusan angin yang lembut. Anda bebas untuk mengambil sebanyak mungkin objek foto indah yang Anda inginkan.
Kepercayaan masyarakat lokal menyebutkan bahwa jika Anda telah berada di puncak candi dan memiliki satu keinginan sungguh-sungguh, lalu tangan Anda menjangkau dan menyentuh sosok Sang Buddha di dalamnya, maka permintaan Anda akan terwujud dan yang tidak kalah menarik adalah anda dapat mengejar keindahan matahari terbit di Candi Borobudur.



D. APA SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN SEBUAH KEINDAHAN?

Candi Borobudur dibangun selama 75 tahun di bawah pimpinan arsitek Gunadarma dengan 60.000 meter kubik batuan vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 km sebelah timur candi. Saat itu sistem metrik belum dikenal dan satuan panjang yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur adalah tala yang dihitung dengan cara merentangkan ibu jari dan jari tengah atau mengukur panjang rambut dari dahi hingga dasar dagu.
Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, sejarawan J.G. de Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram kuno dari dinasti Syailendra bernama Samaratungga, dan membangunan candi ini sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad.
Pada awalnya, candi ini diperkirakan sebagai tempat pemujaan. J.G. de Casparis memperkirakan bahwa Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa Sansekerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur. Sebagian sejarawan juga ada yang menyatakan bahwa nama Borobudur ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "Vihara Buddha Uhr” yang artinya  “Biara Buddha di Bukit”.
Candi ini berada di Jawa Tengah, di puncak bukit menghadap ke sawah yang subur di antara bukit-bukit yang renggang. Cakupan wilayahnya sangat besar, yakni berukuran 123 x 123 meter. Candi Borobudur ternyata dibangun di atas sebuah danau purba. Dulu, kawasan tersebut merupakan muara dari berbagai aliran sungai. Karena tertimbun endapan lahar kemudian menjadi dataran. Pada akhir abad ke VIII, Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra lantas membangun Candi Borobudur yang dipimpin arsitek bernama Gunadharma hinggga selesainya tahun 746 Saka atau 824 Masehi.

Penutup dan Kesimpulan

Arsitektur Borobudur memperlihatkan keindahan dan keunikan suatu situs budaya bangsa Indonesia. Ia merupakan kekayaan budaya dan religi kita. Falsafah yang terkandung di dalamnya dapat menjadi bahan refleksi atau penghayatan tidak hanya bagi kaum Budhis tetapi juga setiap insan manusia yang mau memahami diri dan hidupnya di dunia. Di lain sisi, situs budaya ini dapat menjadi simbol pemersatu bangsa di tengah-tengah polarisasi hidup yang makin individual dan tantangan global yang menggerus nilai-nilai identitas masyarakat. Maka terlepas dari penilaian pihak luar, sebagai bangsa kita semestinya senantiasa memiliki rasa kecintaan dan kebanggaan atas segala kekayaan religi dan budaya kita (seperti Borobudur), sehingga mau belajar mengenal, memahami, melestarikan, menghayati, dan menghidupinya agar tidak terjadi kemiskinan pengetahuan dan sikap hidup sebagai bangsa yang berbudaya, beradab, dan religius.

Sumber Referensi: 

http://www.borobudurpark.com/
http://www.indonesia.travel/id/destination/233/borobudur
http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/candi/borobudur/\
Buku Ilmu Budaya Dasar oleh. Widyo Nugroho Achmad Muchi (Universitas Gunadarma)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar