Jumat, 22 Maret 2019

Kepingan Logam Saksi Bisu Monopoli Rempah Era Kolonialisme

Kepingan Logam Saksi Bisu Monopoli Rempah Era Kolonialisme

Banda Neira, Maluku Tengah
Sujalmo P Ndaru
KKN UNS 2018

Masih teringat sekilas mata pelajaran sejarah masa sekolah walaupun kini sudah mulai hilang bersamaan dengan bertambahnya usia dan hal-hal lainnya. Masih teringat pula kata-kata para guru sejarah yang menyampaikan bahwa Indonesia pernah terjajah oleh bangsa asing Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang. Katanya alasan kekayaan alam Indonesia yaitu rempah-rempah yang menjadi pemicunya tapi anehnya dari seluruh penjelasan tersebut saya belum pernah mendengar kata Pulau Banda Neira di masa sekolah bahkan baru-baru ini dalam masa perkuliahan saya mendengar bahwa ada kepulauan di Indonesia yang ikut serta menjadi saksi bisu dan bahkan saksi kunci terhadap keserakahan negara barat era kolonialisme. Tidak seperti yang ada di pelajaran sejarah kala masa sekolah yang berkutat dengan Batavia dan kota-kota lainnya yang ada di Jawa, Banda Neira menjadi kunci apa yang sebenarnya menjadi motivasi para negara barat di era kolonialisme.

Salah satu aktor penjajahan era kolonialisme waktu itu ialah Belanda yang ratusan tahun menduduki Indonesia untuk meneksploitasi sumber daya alam. Indonesia diincar dikarenakan kekayaan alam yang kita miliki sangat melimpah ruah dan bernilai jual sangat tinggi. Pada kala itu, harga pala dan cengkeh di Eropa melambung tinggi. Sehingga tujuan Belanda ingin menduduki Indonesia adalah untuk mengeruk sumber daya alam tersebut sebanyak-banyaknya untuk dibawa pulang dan dijual kembali. Jika membahas era kolonialisme negara barat tak jauh dari paradigma kapitalisme, mungkin beberapa orang menyalahkan kapitalisme dan menggapnya sebagai hal yang buruk tetapi tidak sepenuhnya seperti kapitalisme dapat menyediakan barang dan jasa untuk semua orang yang mau menukarnya dengan nilai. Hal yang salah adalah kapitalisme dengan monopoli perusahaan kapital serta menggunakan kekerasan bahkan pembataian untuk mencapainya seperti yang dilakukan oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda.



Hal ini diawali dengan perdagangan bebas di Samudra Hinda, semula ide perdagangan bebas di Samudra Hindia memang sepertinya berjalan dengan baik khususnya mengenai rempah Portugis dan Belanda dapat melakukan transaksi perdangan dengan lancar sampai pada tahun 1601 dimana kompetisi harga yang rendah serta harga untuk membeli rempah-rempah di Indonesia meningkat dan juga tiba-tiba ada berton ton, Jelaslah, sesuatu harus diselesaikan. Idealnya memang harga murah untuk setiap orang, dan sebuah mekanisme pasar yang efisien. Tapi sesuatu terjadi di dalam VOC yang mempunyai ide pemecahan masalah yang serakah. Tahun 1601, Kesatuan Provinsi atau Belanda yang diatur secara nasional oleh badan perwakilan yang bertemu di Hague, menyebutnya Negara Umum, Meskipun masing-masing provinsi sebagian besar mengatur diri sendiri, dan pemimpin Negara Umum mampu meyakinkan seluruh provinsi untuk menerima satu keputusan untuk memonopoli perdagangan di India Timur (Indonesia. Perusahaan baru ini atau VOC, dijalankan oleh 17 anggota yang disebut The Heeren XVII dan para Direktur seharusnya mengontrol seluruh carteran dengan kekuatan menyewa orangnya sendiri dan juga upah perang. Pada dasarnya mengoperasikan sendiri negara jajahannya, dengan kekuatan yang menggunakan kekerasan itu dibutuhkan untuk membangun dan memelihara kekuatan perdagangan, seperti kata pengarang Stephen Bown "VOC pada dasarnya mengoperasikan negara dalam negara". Pada tahun-tahun ini hamper semua negara menggunakan konsep yang sama seperti belanda seperti halnya Portugis dan Inggris tetapi kuat sistem VOC yang efisien membuat nilai perusahaan VOC menjadi tinggi mengivestasikan hasil rempah menjadi surat obligasi dan bahkan banyak pula warga negara belanda yang mempunyai saham di bidang rempah-rempah padahal di negara mereka tidak ada yang menanam rempah dan membuat hal ini Belanda semakin besar kepala.

Sistem keuangan Belanda, dan perusahaanya benar-benar lebih baik dari para kompetitor dan itulah mengapa menyita saham milik "singa" dari perdagangan tapi ini belum seberapa Seperti, satu alasan lain VOC sukses adalah dukungan dan sentralisasi pemerintah VOC telah di sewa oleh Negara, dan dapat dihitung oleh pemerintah Belanda untuk mengembalikan dengan uang dan dukungan militer itu keuntungan lain bila didukung oleh pemerintahan, yang mana sulit kompetitor untuk muncul, karena tidak didukung pemerintah. Contohnya di Indonesia VOC punya satu pemerintahan umum sementara perusahaan Inggris hanya mengumpulkan dari pos perdagangan, yang berkompetisi dengan yang lain.

Tahun 1605, VOC menyadari bahwa jika ingin memaksimalkan keuntungan, maka harus memonopoli perdagangan rempah dunia, dan untuk melakukannya, mereka butuh markas yang permanen di Indonesia, Mulanya, mereka mendapat rempah dengan membeli dari masyarakat yang menanamnya khususnya masyarakat pulau Banda, yang hanya satu-satunya tempat pala tumbuh pada waktu itu. Tapi lagi-lagi perdagangan dengan cara yang wajar dan adil bukan jalan untuk memaksimalkan keuntungan Awalnya Orang Banda menyambut kedatangan Belanda,karena mereka lebih santai dan halus soal agama daripada Portugis, tapi dengan cepat Belanda menipu mereka untuk menandatangani perjanjian perdagangan eksklusif, yang mana orang Banda sering melanggar dan ketika dilanggar orang Banda tidak terima dan mengatakan bahwa pala ini untuk di perdagangkan lalu membunuh 47 tentara Belanda dan terjadilah perselisahan dimana Belanda membunuh lebih banyak orang Banda, yang tentu lebih lemah dan setuju pada perjanjian monopoli Pala dengan Belanda. Dan setelah semua ini, Tahun 1612 Jan Pieterszoon Coen mendominasi Indonesia.

Setelah semua ini, Tahun 1612 Jan Pieterszoon Coen mendominasi Indonesia Dia seorang akuntan terlatih, tapi juga pemimpin militer yang kejam, yang bertanggung jawab terhadap monopoli Belanda untuk perdagangan rempah, dan hubungan dengan Inggris menjadi sangat buruk dan juga bertanggung jawab atas kejahatan kemanusiaan. Coen mengubah kebijakan VOC, jauh dari  memajukan perdagangan dan menuju monopoli penuh terhadap perkapalan dan produksi. Dia juga menjelaskan bahwa perdagangan ini didasarkan atas kekuatan militer. Dia menulis :"Yang Mulia menurut pengalaman bahwa perdagangan di Asia harus dijalankan dan dipelihara dibawah perlindungan dan disarankan menggunakan senjata sendiri, dan senjata itu haruslah dibayarkan dari keuntungan perdagangan, jadi kita tidak bisa menjalankan perdagangan tanpa perang. atau tak ada perang tanpa perdagangan"

Kejadian itulah yang menjadikan Pulau Banda menjadi saksi kunci alasan VOC mngeruk dan menjadikan Indonesia sebagai rumah produksi untuk perusahaan mereka dengan embel-embel perdagangan bebas VOC dibantu dengan pemerintah Belanda dengan mudahnya mengeksploitasi rempah-rempah di Indonesia. Di pulau Banda sampai saat ini masyarakat Banda masih menanam Pala sebagai sumber mata pencaharian. Tetapi ada kejadian unik selain Pala dan Benteng di sana yaitu penemuan koin-koin VOC yang ada di Pulau Banda. Saya bertemu dengan Bapak Sulaiman beliau adalah seorang pegiat pariwisata yang tinggal di Lonthoir tujuan kami ialah untuk mencoba cita rasa Kopi Pala dan melihat koleksi koin kuno milik Bapak Sulaiman. Beliau sangat berpengalaman dalam membimbing turis lokal maupun mancanegara atau bahkan mengantar para ahli sejarah dan arkeolog yang sedang melakukan penilitian di Banda khususnya Lonthoir. Berbekal pengalaman dan relasi beliau sampai ke Negeri Kincir Angin bersama turis dan relasi beliau. Banyak cerita yang kami bicarakan saat itu, hobi beliau mencari koin kuno Indonesia, Portugis, dan VOC Belanda yang bernilai jual tinggi. Koin tersebut memiliki tahun yang amat beragam dan sangat dicari-cari oleh para kolektor dengan harga yang cukup tinggi mulai dari 200.000 rupiah sampai harga 1.200.000 rupiah. Bapak Sulaiman mencari koin di hutan pala dan didekat tempat-tempat pengasapan pala kuno yang sudah tidak terpakai. Menurut beliau koin akan lebih mudah di temukan pasca turun hujan pantulan air dan logam membuat koin lebih mudah terlihat. Sampai sekarang Beliau mempunyai sekitar 150 lebih koin peninggalan kolonialisme tersebut. Beliau merawat koin tersebut dengan di bilas air cuka dan disimpan ditempat yang halus agar permukaan koin tidak cepat pudar karena cetakan permukaan koin tersebutlah yang menjadi saksi bisu perdagangan rempah atau khususnya pala di era kolonialisme.

Sumber:


Stephen R. Bown. Merchant Kings: When Companies Ruled the World, 1600-1900. New York. St. Martin’s Press. 2009.

Kolektor Koin Kuno Desa Lonthoir Banda Neira


William J. Bernstein, A Splendid Exchange: How Trade Shaped the World. Grove Press. 2008



1 komentar:

  1. Peluang Pinjaman Ditawarkan Oleh Mr, Lorenzo Diego yang Menyelamatkan Keluarga Saya Dari Ikatan Keuangan {mrlorenzodiegoloanfirm@outlook.com}

    Halo semuanya, saya adalah ibu tunggal Putri Adiratnaa dari Jakarta, saya ingin membagikan kesaksian yang luar biasa ini tentang bagaimana saya mendapat pinjaman dari Tuan, Lorenzo Diego, ketika kami diusir dari rumah kami ketika saya tidak dapat membayar tagihan lagi, Setelah scammed oleh berbagai perusahaan online dan menolak pinjaman dari bank saya dan beberapa credit union yang saya kunjungi. Anak-anak saya dibawa ke panti asuhan, saya sendirian di jalan. Hari dimana aku berjalan dengan malu-malu ke teman sekolah lama yang mengenalkanku pada Daisy Maureen. Pada awalnya saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak siap untuk mengambil risiko meminta pinjaman online lagi, tetapi dia meyakinkan saya bahwa saya akan menerima pinjaman saya dari mereka. Setelah dipikir-pikir lagi, karena tunawisma saya harus mengikuti persidangan dan mengajukan pinjaman, untungnya bagi saya, saya menerima pinjaman $ 80.000,00 dari Tuan Lorenzo Lorenzo. Saya senang saya mengambil risiko dan mengajukan pinjaman. Anak-anak saya telah diberikan kembali kepada saya dan sekarang saya memiliki rumah dan bisnis sendiri. Semua terima kasih dan terima kasih diberikan kepada perusahaan pinjaman Tuan Lorenzo Diego yang telah memberi saya makna hidup ketika saya kehilangan semua harapan. Jika saat ini Anda mencari bantuan pinjaman, Anda dapat menghubungi mereka melalui: {mrlorenzodiegoloanfirm@outlook.com}

    BalasHapus